Model 5-E Dengan Menggunakan Fitur Sumber Belajar dari Portal Rumah Belajar
Siklus belajar 5E (learning
cycle 5E) adalah model pembelajaran konstruktivis yang
menggabungkan antara hands-on, minds-on, dan penyelidikan
ilmiah berbasis pedagogi (Balci et al., 2006; Hagerman,
2012; Liu et al., 2009). Berbeda dengan metode
pengajaran tradisional yang mendominasikan instruksi
langsung dalam menyampaikan informasi, siklus belajar 5E dengan
pendekatan hands-on di mana siswa dapat mengeksplorasi konsep
baru, mengevaluasi kembali pengalaman masa lalu mereka, dan mengasimilasi
atau mengakomodasi pengalaman baru dan konsep ke dalam skema yang sudah ada
(Hagerman, 2012).
Sesuai dengan namanya, model ini memiliki lima
fase/tahap yang setiap fasenya dimulai dengan huruf E sebagai berikut
(Bybee et al., 2006; Temel et al., 2013; Tuna
& kacar, 2013; Utari et al., 2013):
1) Engagement (engage/keterlibatan) merupakan fase
saat guru mencoba memusatkan perhatian siswa dan mengikutsertakan siswa ke
dalam sebuah konsep baru dengan cara memberikan pertanyaan
motivasi, memberikan gambaran tentang materi yang akan dipelajari,
demonstrasi, atau aktivitas lain yang digunakan untuk membuka pengetahuan siswa
dan mengembangkan rasa keingintahuan siswa. Pada fase ini guru
menggali pengetahuan awal siswa untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan
pikiran siswa mengenai konsep yang akan dipelajari. Hal terpenting dalam fase
ini adalah guru menghindari mendefinisikan dan membuat penjelasan tentang
konsep yang akan dibahas.
2) Exploration (eksplore/penjelajahan) merupakan fase
kedua yang sering diwujudkan dalam kegiatan laboratorium (praktikum) dan
diskusi yang dilakukan secara berkelompok. Fase ini memberikan pengalaman yang
nyata bagi siswa. Siswa diajak terlibat secara langsung pada fenomena atau
situasi yang mereka selidiki. Siswa saat berada di dalam fase ini merancang dan
melakukan eksperimen atau praktikum, melakukan pengujian hipotesis, serta
melakukan pengumpulan data/informasi untuk memecahkan masalah yang diberikan
oleh guru. Siswa dilibatkan secara fisik dan mental. Sebagai hasil keterlibatan
mental dan fisik mereka dalam kegiatan tersebut, para siswa akan mampu
membentuk hubungan, mengamati pola, mengidentifikasi variabel, dan bertanya.
Guru berperan sebagai fasilitator atau pemandu yang mengarahkan siswa agar
mampu mengeksplorasi dan menemukan jawaban atas pertanyaan yang diberikan. Guru
hanya harus membimbing siswa, tidak berpartisipasi sepenuhnya kepada karya
siswa. Hal terpenting ketika
guru membimbing adalah jika melihat kesalahan siswa maka tidak
boleh langsung memperbaikinya, tetapi harus memberikan beberapa petunjuk atau
menunjukkan beberapa cara agar siswa
mengoreksi sendiri. Sementara siswa berinteraksi satu sama
lain dan tidak pasif dalam proses ini.
3) Explanation (explain/menjelaskan) merupakan fase
saat perhatian siswa difokuskan pada aspek tertentu dari pengalaman mereka
pada fase-fase sebelumnya. Siswa diberikan kesempatan untuk menunjukkan
pemahaman konsep mereka, keterampilan proses, atau perilaku. Kata explanation berarti
tindakan atau proses di mana konsep, proses, atau keterampilan menjadi jelas
dan dapat dipahami. Siswa melakukan diskusi kelompok untuk menganalisis
data/infor-masi yang dikumpulkan dari kegiatan pada fase sebelumnya. Guru
membimbing siswa untuk menyampaikan hasil kegiatan yang telah mereka lakukan
dengan menggunakan ide dan kata-kata mereka sendiri, sehingga diharapkan
pemahaman konsep muncul dari pengalaman mereka setelah melakukan kegiatan. Guru
memberikan definisi formal dan penjelasan ilmiah. Selanjutnya, dengan
memberi-kan penjelasan tingkat pengetahuan dasar kepada siswa, guru bila
memungkinkan agar membantu siswa untuk menyatukan bersama-sama pengalaman
mereka, untuk menjelaskan hasil mereka, dan untuk membentuk konsep-konsep baru.
Tujuan tahap ini adalah untuk memperbaiki kesalahan dalam temuan siswa
sebelum tahap berikut-nya.
4) Elaboration (elaborate/elaborasi) merupakan fase
yang dapat diang-gap sebagai perpanjangan langkah penelitian karena adanya
masalah suplemen (penguat). Fase ini memfasilitasi siswa untuk dapat menerapkan
konsep yang telah mereka peroleh berdasarkan kegiatan yang telah mereka lakukan
ke dalam situasi atau masalah yang baru. Masalah baru tersebut memiliki
penyelesaian yang identik atau mirip dengan apa yang dibahas sebelumnya. Siswa
menggunakan konsep yang baru dipelajari dalam situasi berbeda atau mengulangi
beberapa kali aplikasi yang berhubungan dengan konsep yang dipelajari agar
menjadi masukan ke dalam memori jangka panjangnya dan menjadi permanen. Selama
fase elaborasi, siswa dapat dilibatkan kembali dalam kegiatan diskusi dan
pencarian informasi. Siswa mengiden-tifikasi masalah dan mengumpulkan informasi
yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan melalui
diskusi.
5) Evaluation (evaluate/menilai) merupakan fase saat
guru mencari tahu kualitas dan kuantitas ketercapaian pemahaman siswa terhadap
topik yang telah mereka pelajari. Fase ini dapat diwujudkan dalam metode
formal atau informal. Guru mengajukan pertanyaan dan membuat siswa merespon
secara lisan atau tulisan. Selain itu, siswa diminta untuk mengaitkan apa
yang telah mereka pelajari dengan situasi di kehidupan
nyata. Fase ini adalah fase di mana siswa dapat menunjukkan sikap mereka
tentang pembelajaran dan dapat merubah gaya pemikiran mereka atau
perilaku. Evaluasi informal dapat terjadi pada awal dan seluruh urutan
model siklus belajar 5E. Guru juga dapat menyelesaikan evaluasi formal setelah
fase elaborasi. Evaluasi bisa dilakukan secara formatif maupun sumatif dan
berfokus pada kemampuan siswa menggunakan informasi yang telah mereka peroleh
selama kegiatan pembelajaran.
1) Engagement
(Persiapan)
Peserta didik diberi
pertanyaan Mengapa petir dapat membebaskan energi? Darimana petir mendapatkan
energi listrik?
2) Exploration
(eksplorasi)
Peserta didik mencari jawaban atas pertanyaan
tersebut melalui sumber belajar yang mereka miliki dan fitur sumber
belajar https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/#!/Package/Home/Complete/06b79dbfa44942e79800b63f9a15acb3
Peserta didik menjelaskan jawaban dari proses
mencari jawaban pertanyaan tersebut
4) Elaboration
(elaborasi)
Peserta didik membuka fitur sumber belajar https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/#!/Package/Home/Complete/06b79dbfa44942e79800b63f9a15acb3
dan menyelesaikan latihan dan tes
5) Evaluation
(evaluasi)
Peserta didik menyimpulkan dari informasi yang
diperoleh kemudian mengerjakan soal
melalui fitur Bank soal https://banksoal.belajar.kemdikbud.go.id/Evaluasi/Show/2241
Untuk lebih lanjut
mari kita lihat video berikut:
Referensi:
Balci, S., Cakiroglus, J., & Tekkayas, C. 2006. Engagement,
exploration, explanation, extension, and evaluation (5E) learning cycle and
conceptual change text as learning tools. Biochemistry and Molecular Biology
Education. 34(3). 199-203. Tersedia di www.sciencedirect.com.
Bybee, R. W., Taylor, J. A., Gardner, A., Scotter, P. V., Powell, J. C.,
Westbrook, A., & Landes, N. 2006. The BSCS 5E instructional model: Origins
and effectiveness. Laporan. Disiapkan untuk Office of Science Education
National Institutes of Health. Tersedia di http://www.bscs.org/sites/default/files/BSCS_5E_Instructional_Model-Full_Report.pdf
Hagerman, C. L. 2012. Effects of the 5E learning cycle on student content
comprehension and scientific literacy. A Professional Paper (tidak
diterbitkan). Montana State University.
Liu, T., Peng, H., Wu, W., & Lin, M. 2009. The effects of mobile
natural-science learning based on the 5E learning cycle: A case study.
Educational Technology and Society. 12(4). 344-358. Tersedia di https://www.iste.org
Temel, S., Yilmaz, H., & Ozgur, S. D. 2013. Use of the learning cycle model
in the teaching of chemical bonding and an investigation of diverse variables
in prediction of achievement. International Journal of Education and Research.
1(5). 1-14. Tersedia di www.ijern.com
Tuna, A. & Kacar, A. 2013. The effect of 5E learning cycle model in
teaching trigonometry on students’ academic achievement and the permanence of
their knowledge. International Journal on New Trends in Education and Their
Implications. 4(1). 73-87. Tersedia di www.ijonte.org.
Utari, S., Alfiani, Feranie, S., Aviyanti, L., Sari, I. M.,
& Hasanah, L. 2013. Application of learning cycle 5E model aided
cmaptools-based media prototype to improve student cognitive learning outcomes.
Canadian Center of Science and Education. 5(4). 69-76. Tersedia di www.ccsenet.org/apr
Mantapz pissanlah pa Irfan yg pintar dan tersayang
BalasHapus👍mantap
BalasHapus